Kamis, 22 November 2012

Manajemen Strategis


1. Pengertian Manajemen Strategis
Manajemen Strategis merupakan rangkaian dua perkataan terdiri dari kata “Manajemen” dan “Strategis” yang masing – masing memiliki pengertian tersendiri, yang setelah dirangkaikan menjadi satu terminologi berubah dengan memiliki pengertian tersendiri pula.  Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginteprestasikan dan mencapai tujuan organisasi. fungsi dasar manajemen meliputi :
1.      Perencanaan
Perencanaan disini terdiri dari semua aktivitas manajerial yang terkait dengan persiapan di masa depan. Tugas khususnya mencakup peramalan, penetapan tujuan, penggunaan strategi, pengembangan kebijakan dan penentuan sasaran.
2.      Pengorganisasian
Pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan otoritas. Tugas khususnya mencakup rancangan organisasional, spesialisasi pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, koordinasi, rancangan pekerjaan, dan analisis kerja.
3.      Pemotivasian
Pemotivasian mencakup upaya-upaya menuju pembentukan perilaku manusia. Topik-topik spesifiknya mencakup kepemimpinan, komunikasi, kelompok kerja, modifikasi prilaku, delegasi otoritas, pengayaan pekerjaan, kepuasan kerja, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasional, semangat keja karyawan dan semangat kerja manajerial.
4.      Penempatan Staf
Aktivitas penempatan staf berpusat pada manajemen personalia atau sumber daya manusia. Termasuk didalamnya adalah administrasi gaji dan upah, tunjangan karyawan, wawancara, rekrutmen, pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen, keamanan karyawan, tindakan alternative, peluang  kerja yang setara, hubungan dengan serikat pekerja, pengembangan karier, riset personalia, kebijakan pendisiplinan, prosedur keluhan dan kehumasan.
5.      Pengendalian
Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil-hasil aktualnya sejalan dengan yang dijalankan. Area pentingnya mencakup pengendalian kualitas, pengendalian keuangan, pengendalian penjualan, pengendalian persediaan, pengendalian pengeluaran, analisis varians, imbalan dan sanksi.
Sedangkan  Strategis adalah suatu tindakan penyesuaian organisasi ( rencana ) sebagai reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu ( baru dan khas ) yang dapat dianggap penting, dimana tindakan tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan yang wajar.
Menurut Hadari Nawawi (2005:148-149), pengertian manajemen strategis ada 4 (empat). Pengertian pertama Manajemen Strategis adalah “proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan dimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organiasasi, untuk mencapai tujuannya”.
Dari pengertian tersebut terdapat beberapa aspek yang penting, antara lain : (a) Manajemen Strategis merupakan proses pengambilan keputusan. (b) Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh yang berarti berkenaan dengan aspek – aspek yang penting dalam kehidupan sebuah organisasi, terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau cara mencapainya. (c) Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau sekurang – kurangnya melibatkan pimpinan puncak sebagai penanggung jawab utama pada keberhasilan atau kegagalan organisasinya. (d) Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya dilakukan oleh seluruh jajaran organisasi, seluruhnya harus mengetahui dan menjalankan peranan sesuai wewenang dan tanggung jawab masing – masing. (e) Keputusan yang ditetapkan manajemen puncak harus diimplementasikan oleh seluruh warga sekolah dalam bentuk kegiatan/pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada tujuan strategis organisasi.
Pengertian manajemen strategis yang kedua adalah usaha manajerial menumbuh kembangkan kekuatan organisasi untuk mengeksploitasi peluang yang muncul guna mencapai tujuannya yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan”. Dari pengertian tersebut terdapat konsep yang secara relatif luas dari pengertian pertama yang menekankan bahwa “manajemen strategis merupakan usaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan organisasi”, yang mengharuskan pimpinan puncak dengan atau tanpa bantuan manajer bawahannya untuk mengenali aspek – aspek kekuatan organisasi yang sesuai dengan misinya yang harus ditumbuh kembangkan guna mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan. Untuk setiap peluang atau kesempatan yang terbuka harus dimanfaatkan secara optimal.
Pengertian yang ketiga, Manajemen Strategis adalah “arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan strategi yang efektif untuk membantu mencapai tujuan organisasi”. Pengertian ini menekankan bahwa arus keputusan dari para pimpinan organisasi dan tindakan berupa pelaksanaan keputusan, harus menghasilkan satu atau lebih strategi, sehingga dapat memilih yang paling efektif atau yang paling handal dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Pengertian yang keempat, “manajemen strategis adalah perencanaan berskala besar (disebut Perencanaan Strategik) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak(keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasiberinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan sesuatu(Perencanaan Operasional) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut Tujuan Strategik) dan berbagai sasaran (Tujuan Operasional) organisasi.” Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa Manajemen Strategis merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak ke arah yang sama pula. Atau dapat ditambahkan pula bahwa Manajemen strategis menurut David (2002:5) adalah Seni dan pengetahuan untuk merumsukan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya.  Manajemen strategis menurut Hunger dan Wheelen (2003:4) adalah Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

2        Manfaat Manajemen Strategi
Manajemen strategis memungkinkan suatu organisasi untuk lebih proaktif ketimbang reaktif dalam membentuk masa depan sendiri, hal itu memungkinkan suatu organisasi untuk mengawali dan mempengaruhi aktivitas sehingga dapat mengendalikan tujuannya sendiri.  Manfaat manajemen strategis menurut David (2002:15) seperti :
a. membantu oganisasi membuat strategi yang lebih baik dengan menggunakan  pendekatan yang lebih sistematis, logis, rasional pada pilihan strategis.
b.  Merupakan sebuah proses bukan keputusan atau dokumen. Tujuan utama dari proses adalah mencapai pengertian dan komitmen dari semua manajer dan karyawan.
c. Proses menyediakan pemberdayaan individual. Pemberdayaan adalah tindakan memperkuat pengertian karyawan mengenai efektivitas dengan mendorong dan menghargai mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan latihan inisiatif serta imajinasi.
d.  Mendatangkan laba
e.  Meningkatkan kesadaran ancaman eksternal
f.  Pemahaman yang lebih baik mengenai strategi pesaing
g.  Meningkatnya produktivitas karyawan
h.  Berkurangnya penolakan terhadap perubahan
i.  Pemahaman yang lebih jelas mengenai hubungan prestasi penghargaan

3        Komponen dan Elemen Manajemen Strategi
Perencanaan strategik terdiri atas 4 ( empat ) komponen , yaitu :
a.       komponen pertama
a)      perumusan visi
b)     penetapan misi
c)      penetapan nilai-nilai

b.      komponen kedua
d)     analisis lingkungan internal
e)      analisis lingkungan eksternal
f)       asumsi
c.       komponen ketiga
g)      analisis strategik dan penentuan pilihan
h)     faktor penentu keberhasilan
d.      komponen keempat
i)        penetapan tujuan
j)       penetuan sasaran organisasi
k)     rumusan strategi organisasi
Elemen Manajemen strategi, meliputi :
a.      Analisis dan diagnosis
b.     (environmental analysis) dan (goal formulation)
c.      Strategic choice
didasarkan pada nilai ekonomis dengan mempertimbangkan personal dan social values pada diri manajernya.
d.     Strategy implementation
·          mengembangkan struktur organisasi
·          budaya perusahaan
·          pola kepemimpinan
·          pengelolaan sdm yang mendukung perencanaan strategis




1.      PERUMUSAN VISI
Menurut Hadari Nawawi (2005 : 155), Visi dapat diartikan sebagai “kondisi ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi organisasi di masa depan”. Sehubungan dengan itu Lonnie Helgerson yang dikutip oleh J. Salusu dalam bukunnya Hadari Nawawi mengatakan bahwa : Visi adalah gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiaporang (anggota organisasi). Visi memiliki kekuatan yang mampu mengundang, memanggil, dan menyerukan pada setiap orang untuk memasuki masa depan. Visi organisasi harus dirumuskan oleh manajemen puncak organisasi”.
Masih menurut J. Salusu yang mengutip pendapat Naisibit : “Visi merupakan gambaran yang jelas tentang apa yang akan dicapai berikut rincian dan instruksi setiap langkah untuk mencapai tujuan. Suatu visi dikatakan efektif jika sangat diperlukan dan memberikan kepuasan, menghargai masa lalu sebagai pengantar massa depan ”. Masih dalam Hadari Nawawi, menurut Kotler yang juga dikutip oleh J. Salusu dikatakan bahwa : “Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh, serta aspirasi dan cita – cita masa depan.

PROSES PERUMUSAN VISI
a.       Tentukan rentang-waktu dan lingkup analisis secara tepat
b.      Identifikasi trend sosial, ekonomi, politik, dan teknologi yang akan mempengaruhi masa depan
c.       Identifikasi kondisi persaingan
d.      Evaluasi sumberdaya dan kapabilitas internal

2.      MISI
What the organisation is trying to do?
What is our business?
Misi organisasi pada dasarnya berarti keseluruhan tugas pokok yang dijabarkan dari tujuan strategik untuk mewujudkan visi organisasi.
a.       Publik atau pengguna jasa yang hendak dilayani
b.      Jasa utama yang ditawarkan
c.       Wilayah geografis yang dilayani
d.      Komitmen organisasi terhadap pilihan teknologi
e.       Komitmen organisasi terhadap alternatif tujuan
f.       Elemen kunci dalam filosofi organisasi
g.      Konsep kedirian (self-concept) dan citra organisasi.

3.      Audit factor ekternal dan Internal
            Audit ekternal berkaitan dengan lingkungan, pasar dan pesaing. Variabel ini dikategorikan sebagai variabel yang tidak dapat dikontrol. Tujuannya untuk mengembangkan sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan dan ancaman yang dpaat dihindari.
            Sedangkan audit internal berkaitan dengan variabel yang dapat dikontrol disebut sebagai variabel operasional. Audit internal membutuhkan pengumpulan dan pemanduan informasi mengenai manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, operasi, pengembangan sehingga kekuatan dan kelemahan terpenting perusahaan dapat ditentukan secara bersama-sama.


4.      menetapkan tujuan jangka panjang
               memrepresentasikan hasil-hasil yang diharapkan dari pelaksanaan strategi-strategi tertentu, merepresentasikan bebagai tindakan yang perlu diambiluntuk mencapai tujuan jangka panjang.
5.      mengevaluasi, memilih strategi
            Ada beberapa matrik keputusan yang dapat digunakan dalam menyusun strategi usaha yaitu :
·         Analisis fortofolio
·         Analisis SWOT
·         Matrik BCG ( Boston Consulting Group )
·         Matrik Ansoff
·         Matrik SPACE
·         Analisis medan kekuatan ( Force Field Analisis)


6.       Implementasi strategi yang dipilih
 Isu utama dalam penerapan Strategi :
·                                       Penerapan tujuan tahunan
·                                       Pembuatan kebijakan
·                                       Alokasi sumber daya
·                                       Perubahan struktur organisasi yang ada
·                                       Perbaikan program penghargaan dan intensif
·                                       Minimalisasi penolakan terhadap perubahan
·                                       Pengembangan budaya yang mendukung strategi
·                                       Adaptasi proses produksi/operasi
·                                       Pengembangan fungsi SDM yang efektif
7.      Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
            Evaluasi meliputi 3 aktivitas pokok :
a.       Penyelidikan atas alandasn yang mendasari strategi perusahaan.
b.      Perbandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya.
  1. Pengambilan tindakan korektif utnuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana.
Menurut Ricahrt Rumelt terdapat 4 ( empat ) kriteria yang dapat digunakan dalam mengevaluasi, yaitu :
a.       konsisten.
b.      Kesesuaian
c.       kelayakan
d.      keunggulan


4.        Karakteristik Proses Manajemen Strategi
1.      Adanya kesatuan ( unity)
2.      Manajemen strategik tidak terpisah  dari fungsi manajemen secara umum (Aktivitas dan tanggung jawab manajer lainnya).
3.      Manajemen strategik menghendaki fleksibelitas manajer dalam mengalokasikan waktunya
4.      Penyusunan manajemen strategik banyak memekan waktu ( time consuming)

5.        Peran dan tugas manajer Strategik
  1. Enterprise Level
Pengembangan  strategi mencakup interaksi organisasi perusahaan dengan publik ( sosial budaya perusahaan penduduk dan sistem perekonomian dimana perusahaan melakukan kegiatan.Dua pengakuan yang diberikan masyarakat kepada perusahaan:
a.       Hukum ( lisensi, ijin operasional)
b.      Praktis ( keinginan masyarakat membeli produk)
  1. Corporate Level
Strategi ini dibutuhkan untuk perusahaan yang sedang berkembang melalui diversivikasi bisnis. Manajer harus memiliki kemampuan menganalisis lingkungan bisnis. Menjawab bagaimana cara terbaik untuk mengelola portofolio bisnis dalam kaitanya untuk mencapai tujuan strategik organisasi.
  1. Bisnis Level
Manajer diharuskan merancang suatu sistem,proses, dan struktur untuk mengarahkan bidang bidang fungsional dalam bisnis ke arah implementasi strategi.
                     Tanggung jawab manajer menganalisa lingkungan melihat adanya: oppurtunities dan threats
  1. Fungsional Level
   Mengendalikan fungsi bisnis seperti: Pemasaran, produksi, keuangan dan lain lain.
   Variasi dalam strategi fungsional mencerminkan bahwa setiap unit organisasi selalu berinteraksi dengan segmen lain dalam lingkungannya.Misalnya,
   Unit Pembelian dengan suppliers
   Unit Pemasaran bertanggung jawab dengan distribusinya dan penjualan produk.
   Unit operasi dengan kelangsungan proses produksi
  1. Operating Level
   Manajer ini memiliki scope yang lebih sempit dibanding fungsional .Keberhasilan manajer pada jajaran ini menentukan kelancaran proses dan kesuksesan organisasi secara keseluruhan.

6.        Hirarki strategis
Perusahaan bisnis multidivisional yang biasanya besar, memiliki tiga level strategi : korporasi, bisnis dan fungsional.
1) Strategi korporasi mengambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.
2) Strategi bisnis atau strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang dialyani oleh divisi tersebut. 
3) Strategi fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktivitas. Dalam batasan perusahaan dan strategi bisnis yang berada di sekitar mereka, departemen fungsional mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna memperbaiki kinerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar